Jakarta, bakaba.co – Indonesia telah menandatangani kesepakatan strategis dengan Turki untuk mengakuisisi 60 drone Bayraktar TB3 dan 9 drone Akinci. Langkah ini menjadi bagian dari program modernisasi pertahanan Indonesia, khususnya dalam memperkuat keamanan maritim. Selain itu, kesepakatan ini mencakup pembangunan fasilitas manufaktur drone di Indonesia, yang akan mendorong transfer teknologi dan meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.
Detail Kesepakatan Akuisisi Drone
Indonesia resmi mengakuisisi 60 unit drone Bayraktar TB3 dan 9 unit drone Akinci dari perusahaan pertahanan Turki, Baykar. Kesepakatan ini tidak hanya mencakup pembelian drone, tetapi juga kerja sama pembangunan fasilitas manufaktur drone di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat mendorong transfer teknologi dan meningkatkan kapasitas industri pertahanan dalam negeri.
Baca juga: Kunjungan Kenegaraan Erdogan ke Indonesia
Fitur Unggulan Drone Bayraktar TB3 dan Akinci
- Bayraktar TB3: Drone ini dirancang khusus untuk operasi maritim dengan sayap yang dapat dilipat, memungkinkannya beroperasi dari kapal induk dengan landasan pendek. Fitur ini sangat penting bagi Indonesia yang memiliki wilayah maritim luas.
- Akinci: Drone ini dilengkapi dengan kemampuan pengawasan dan serangan yang canggih, termasuk muatan senjata pintar untuk misi intelijen, pengawasan, dan reconnaissance (ISR).
Dengan wilayah maritim yang luas, Indonesia menghadapi tantangan unik dalam menjaga keamanan perairannya. Kehadiran drone ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pengawasan maritim, operasi anti-penyelundupan, dan mendukung program modernisasi militer Indonesia.
Kerja Sama Transfer Teknologi
Salah satu aspek penting dari kesepakatan ini adalah rencana pembangunan fasilitas manufaktur drone di Indonesia. Langkah ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada pemasok asing dan meningkatkan kemandirian industri pertahanan nasional.
Kesepakatan ini memiliki dampak geopolitik yang signifikan, terutama dalam memperkuat peran Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, ini juga menegaskan posisi Turki sebagai eksportir drone terkemuka di dunia.
Meskipun memiliki potensi besar, Indonesia perlu mengatasi beberapa tantangan, seperti pelatihan operator, pemeliharaan peralatan, dan keamanan siber. Selain itu, penggunaan drone juga harus mempertimbangkan aspek etis dan hukum internasional, demikian seperti yang dilansir Military News Hub.
rst | bkb