bakaba.co – Chief Executive Officer (CEO) Tesla dan SpaceX Elon Musk, beberapa kali ungkapkan kekhawatirannya terhadap keamanan karena makin banyaknya Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan) digunakan dalam berbagai bidang
“Jika anda tidak khawatir dengan keamanan dari kecerdasan buatan, sebaiknya anda khawatir ” tulis Elon Musk dalam lini masa akun twitternya.
Jenny Dearborn, chief learning officer dari sebuah perusahaan software terkemuka SAP juga setuju dengan pendapat tersebut, “sudah sangat diperlukan untuk mendidik diri kita sendiri dalam menggunakan kecerdasan buatan tersebut.
“Kecerdasan buatan akan ada dimana-mana dan akan menyebar luas dalam aspek kehidupan manusia sehari-hari, tidak terlihat secara kasat mata namun akan ada menjadi otak dibelakang banyak hal” ujar Jenny ke CNBC.
Jenny juga mengatakan “hal itu akan banyak mempengaruhi kegiatan kita dalam keseharian, mulai dari memindai lencana, menelusuri internet, menggunakan aplikasi pada sistem sensor di rumah dan banyak sisi keseharian lainnya, dimana kecerdasan buatan akan mengumpulkan informasi dan data pribadi.
Perusahaan kemudian akan memproses data ini dan menerapkan kode algoritma tertentu sehingga akan mudah mendeteksi kebiasaan dalam keseharian anda”, jelas Jenny
“Kita memerlukan kecerdasan buatan untuk membantu, bukan berfungsi untuk menggantikan kita” ujar Jenny,
“dan kita perlu banyak orang untuk menyuarakan bagaimana seharusnya hal ini dipergunakan dengan demikian kita tidak dipergunakan hanya untuk mengambil keuntungannya saja”, terang Jenny
Tapi siapakah yang mengambil keuntungan besar dari kita dan kenapa kita harus peduli ? Jenny mengatakan “saat ini ada tiga perusahaan besar yang menjadi ujung tombak dalam pengembangan kecerdasan buatan yaitu Google, Facebook dan Amazon, merekalah yang akan mendapat keuntungan terbesar”, tambah Jenny.
Baca juga: Revolusi Industri 4.0 dan ‘Covid 19’
Orang – orang perlu diberi pengetahuan yang cukup akan partisipasi mereka dalam hal ini, sehingga pada suatu hari nanti ketika mereka sadar dan tidak akan berkata “selama ini mereka hanya menjadi umpan”, terang Jenny Dearborn
“Saya sendiri menggunakan sebuah aplikasi pelayanan cara hidup sehat; Fitbit, sebagai contoh jika suatu hari perusahaan tersebut menggunakan sampling data dari aplikasi yang merekam data dari kebiasaan hidup sehat saya, dan jika suatu hari mereka berencana menaikan tarif premi, atas dasar karena saya tidak cukup melakukan 10 ribu langkah per hari, siapakah yang menentukan keputusan?, bukan tidak mungkin kecerdasan buatan tersebutlah yang mengambil keputusan untuk menaikan tarif, situasi ini bisa terjadi ” ujar Jenny .
Jika kita tidak pernah terlibat dan dilibatkan dalam hal diskusi tentang kecerdasan buatan, itu adalah tindakan dari 3 perusahaan besar ini “, terang Jenny
Jenny khawatir orang-orang yang dengan gampang melepas hak privasi mereka dengan sebuah alasan kenyamanan dan mereka berkata tidak ada masalah dengan hal tersebut, pertanyaannya bagaimana jika perusahaan tersebut melampaui batas? “, ungkap Jenny
“Dewasa ini banyak perusahaan besar mempunyai kekuasaan lebih besar sehingga sebuah negara pun kadang kesulitan dengan kebijakan – kebijakan “end user” perusahaan – perusahaan tersebut, sehingga edukasi pengguna sangat penting untuk dilakukan”, terang Jenny
Jenny mengatakan “kita seharusnya yang menentukan bagaimana aktifitas kecerdasan buatan ini masa depannya, mengerti akan peran kita, hak-hak privasi kita dan sejauh mana batas-batasnya, aktif berpartisipasi, berdiskusi serta mendapatkan informasi yang cukup akan hal kecerdasan buatan yang dirancang dan dikembangkan.
Elon Musk setuju “kecerdasan buatan adalah resiko fundamental yang sedang di hadapi peradaban umat manusia, tidak dalam arti kecelakaan mobil, pesawat terbang, kesalahan pengobatan atau keracunan makanan, tapi berbahaya kepada pribadi dalam sebuah komunitas dan tidak berbahaya bagi masyarakat dalam artian masyarakat secara keseluruhan”.
Solusi dari Jenny Dearborn adalah sebagai berikut; “ketika anak muda mulai masuk ke dunia industri teknologi, kita harus mulai mendidik agar mereka selalu tetap kritis dan aktif dalam hal ini, faktanya dewasa ini banyak hal-hal yang mempengaruhi kehidupan masyarakat adalah akibat keputusan-keputusan yang dibuat di dunia IT, bukan dunia politik.
Jenny menambahkan “tanggung jawab kita adalah bagaimana cara masyarakat nantinya akan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan ini”
Jenny mencontohkan “Google telah melakukan eksperimen dengan mobil tanpa sopir, tapi jika seandainya terjadi kecelakaan dengan penumpang didalam dan sementara untuk menyelamatkan penumpang, mobil tanpa sopir tersebut melakukan perhitungan matematika yang rumit dan menentukan pilihan menabrakan mobil ke kerumunan orang agar penumpang selamat? atau sebaliknya?.
“Ini contoh yang ekstrim akan tetapi bukan tidak mungkin pertanyaan ini akan diajukan ke program, untuk itu perlu banyak ragam kelompok orang yang terlibat dalam pengembangan dan bagaimana penerapan program kecerdasan buatan ini.” ujar Jenny
“Ini seperti menyusun struktur pemerintahan atau peraturan yang akan diberlakukan di masyarakat, kita harus benar-benar memastikan banyak elemen dan komponen masyarakat yang dilibatkan dalam pengembangan teknologi ini ” ujar Jenny.
“Saat ini dunia teknologi masih dikuasai kulit putih, dan merekalah yang menentukan setiap kebijakan berkaitan dengan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip sosial yang diterapkan pada program kecerdasan buatan”, ujar Jenny.
“Kita tidak mungkin melakukan pendekatan Laissez–faire; dimana sistim yang diterapkan pihak swasta bebas dari intervensi pemerintah. Ini adalah panduan dan batas-batas etika yang harus dipertahankan dengan tidak membiarkan perusahaan yang demi mengejar keuntungan, mengambil keputusan sendiri secara sepihak tanpa melibatkan pihak lainnya”, tutup Jenny Dearborn. demikian seperti yang dilansir situs CNBC