Bukittinggi Peringati HAS 2021: Akhiri Ketimpangan, Akhiri AIDS

redaksi bakaba

KPA dan lembaga sosial peduli AIDS, berbagai komponen masyarakat serta dinas kesehatan diharapkan berkolaborasi.

Jumpa Pers Walikota Bukittinggi, foto Rob
Jumpa Pers Walikota Bukittinggi, foto Rob

bakaba.co | Bukittinggi | Hari AIDS Sedunia (HAS) yang jatuh hari ini, 1 Desember 2021, diperingati Pemko Bukittinggi. Pesan atau tema peringatan HAS 2021 mengusung komitmen: Akhiri Ketimpangan, Akhiri AIDS.

“Kita harus terus mewaspadai dan mengantisipasi warga kota agar tidak terinfeksi HIV, AIDS. KPA, Komisi Pemberantasan AIDS kembali diaktifkan, digerakkan setelah beberapa tahun terakhir vakum.”

Walikota Bukittinggi H. Erman Safar menyatakan hal itu dalam pertemuan dengan puluhan wartawan di Aula Rumah Dinas Walikota, Rabu, 1 Desember 2021.

Walikota Erman Safar mengatakan, untuk tahun 2022, Pemko menganggarkan dana di APBD untuk bisa melakukan berbagai kegiatan terkait masalah HIV/AIDS. KPA dan lembaga sosial peduli AIDS, berbagai komponen masyarakat serta dinas kesehatan diharapkan berkolaborasi. “Mari kita targetkan, angka penderita HIV, AIDS di kota ini tidak ada penambahan,” ujar Erman Safar.

Hari AIDS Sedunia - Bukittinggi foto Pemko Bukittinggi
Hari AIDS Sedunia – Bukittinggi foto Pemko Bukittinggi

Tahun 2020 terdata adanya 34 orang masyarakat positif terinfeksi HIV. Tahun 2021, dari 1.183 orang yang diperiksa dalam program VCT (Voluntary Counseling and Testing) ditemukan 18 orang positif HIV.

“Warga yang terinfeksi virus HIV dari berbagai usia dan tidak terbatas pada kalangan sosial tertentu. Kewaspadaan kita harus lebih tinggi karena virus HIV/AIDS belum ada obatnya yang bisa menyembuhkan secara total,” kata Erman Safar, yang didampingi Sekretaris Dinas Kesehatan Kota, beberapa orang aktivis peduli AIDS Bukittinggi.

HIV/AIDS dan Kekebalan

Peringatan HAS, Hari AIDS Sedunia dimulai sejak 1 Desember 1988. Pencetus HAS James W. Bunn dan Thomas Netter. Bunn dan Netter, jurnalis dan petugas informasi pubik Program Global AIDS WHO di Genewa, Swiss.

AIDS diketahui secara medis tahun 1981. Kasus AIDS pertama di Indonesia muncul tahun 1987. Penyakit AIDS yang disebabkan HIV (Human Immunodeficiency Virus) berupa gejala infeksi karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia.

Seseorang yang terinfeksi virus HIV tidak otomatis terpapar AIDS. Jika tidak ada tindakan medis, 5 sampai 10 tahun penderita HIV akan menjadi pengidap AIDS. Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan penderita AIDS.

Tersebab virus HIV yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, akibatnya bisa memunculkan penyakit lain seperti kanker, dan penyakit kronis lainnya. Sampai tahun 2019, tercatat 37,9 juta penduduk dunia terkena HIV/AIDS alias ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Sebesar 4 persen di antara ODHA adalah anak-anak. Dari jumlah penderita AIDS di dunia, 770 ribu orang meninggal.

| rob | bakaba

Next Post

Pemenang Lomba Esai Festival Bumi

“Ini juga menggembirakan karena ini membuktikan betapa luasnya area sebuah pertunjukan dapat dilihat,” ujar S Metron Masdison,
Pertunjukan Teater Selembayung dengan naskah 'Penjual Bendera' banyak dibincang peserta Lomba Esai Pertunjukan Festival Bumi 2021. (Foto: Dok. LBK)

bakaba terkait