bakaba.co | Padang | Lima sutradara perempuan Sumbar hadir di Gelar Karya Budaya (GKB) Festival Bumi 2021. Kelima sutradara tersebut Yenny Ibrahim dari Teater Batuang Sarumpun dan Widya Husin dari Ganto Gauang Padang, Yulia Astuti dari Teater Balai Bukittinggi, Anika Irra Putri menyutradarai untuk Teater Gumala Pariaman dan Desi Safitri dari Teater Binggo Padangpanjang.
“Mereka dipilih, misalnya Yulia Astuti, karena menang pada Alek Teater V yang baru diadakan Taman Budaya Sumbar. Teater Balai mementaskan naskah Wisran Hadi. Jadi, sejalan dengan keinginan festival,” terang Metron.
Dalam Alek itu ada lima pemenang, tiga di antaranya yakni Balai dan Gumala masuk dalam kurasi. Armeynd Sufhasril, Direktur Festival menyebutkan, panitia juga menunjuk Komunitas Seni Intro karena dianggap representasi di luar Padang-Padangpanjang yang selama ini dianggap menguasai perteateran Sumatera Barat.
Baca juga: Dua Pementasan di Gelar Karya Budaya
“Sayang, ada aktor Intro yang kecelakaan sehingga mereka mengundurkan diri,” ujar Armeynd. Intro kemudian digantikan Binggo, yang juga pemenang Alek Teater V.
Latar belakang ketiga sutradara juga berbeda. Tiga di antaranya (Astut, Anika dan Desi) dari ISI Padangpanjang. Widya alumni STKIP PGRI Sumbar. Sedang, Yenny termasuk wajah lama karena sudah berteater sejak 80-an.
“Khusus Yenny, ada keinginan untuk kembali mengangkat sutradara perempuan yang mungkin luput dari perhatian,” tambah Metron.
Jadwal GKB
Pelaksanaan Gelar Karya Budaya (GKB) Widya Husin, sutradara Komunitas Gauang Ganto, mementaskan ‘Perempuan Salah Langkah’ akan pentas hari ini, 8 November, pukul 16.00 WIB di STKIP PGRI Sumbar.
Empat jam berselang, juga akan diadakan pertunjukan dari Komunitas Tanah Ombak yang akan membawakan naskah ‘Mama di Mana?’ di Galeri Taman Budaya Sumbar. Keduanya naskah Wisran Hadi. Tanah Ombak menjadi satu-satunya teater anak-anak dalam gelaran GBK kali ini.
GBK hari kedua, 8 November diisi diskusi. Pembicaranya Yuhirman, aktivis sosial, moderator Yulia Sri Hartati, Dosen STKIP PGRI Sumbar. Diskusi akan berlangsung usai pertunjukan. Sebelum pertunjukan diadakan bimbingan teknis untuk mahasiswa dengan tema yang sama. Semua acara diadakan di STKIP PGRI Sumbar Gunung Pangilun, Padang.
“Ingin meningkatkan kepedulian kepada Pandemi dan bagaimana calon seniman mesti meresponsnya,” kata Hidayat, SS, M.H yang memberikan dana aspirasinya untuk program ini. Hidayat juga akan turun langsung sebagai pembicara.
Pada 7 November kemarin tampil Teater Gumala dan Teater Balai di Teater Arena ISI Padangpanjang. Keduanya membawakan naskah Wisran Hadi, ‘Penjual Bendera’ dan ‘Roh’.
“Dibanding keikutsertaan mereka di Alek Teater V, peningkatan jelas terjadi,” ujar S Metron Masdison, Kurator Festival, “beberapa saran sewaktu menonton latihan juga dikerjakan. Pertunjukan jadi lebih bertenaga.”
|rel/gbk