Histori

[21] Minangkabau: Adityawarman Dirikan Kerajaan Minangkabau

Kerajaan Minangkabau – Satu tahun setelah upacara Perkawinan Agung (1372 M), Dyah Gitarya Tribuana Tungga Dewi mangkat. Senoaji diangkat sebagai petugas khusus, langsung di bawah komando Hayam Wuruk. Tugas pertamanya diperintah menemui Adtyawarman ke Pagaruyung. Pesan: ucapan terima kasih Hayam Wuruk atas bantuan Adityawarman melancarkan pengiriman upeti tahunan daerah bawahan Majapahit, di Nusantara bagian Barat yang berada di bawah pengawasan Aditya dan meyampaikan berita telah mangkatnya Tribuana Tungga Dewi.

Tahun 1376 M, Diyah Wiyat wafat. Tahun itu juga suaminya, Wijayarajasa mengumumkan berdirinya Majapahit Kedaton Wetan. Kedaton Wetan berada di bawah pimpinan Wijayarajasa. Majapahit lainnya di bawah Hayam Wuruk yang disebutnya Majapahit Kedaton Kulon. Tahun 1377 M Wijayarajasa mengirim utusan ke Dinasti Ming, minta pengakuan kerajaan Majapahit Kedaton Wetan.

Mendengar berita itu tahun 1378 M Adityawarman mengumumkan Kerajaan Minangkabau yang berdiri sendiri, tidak berada di bawah Majapahit. Adityawarman disebut sebagai Maharaja Diraja Raja Alam Minangkabau. Palembang, Lampung, kerajaan kerajaan di Semenanjung Melayu kepulauan Riau berada di bawah Minangkabau.

Baca juga: [20] Minangkabau: Adityawarman tak jadi Mahapatih

Adityawarman mengirim utusan ke Dinasti Ming, China minta pengakuan  Minangkabau adalah sahabat Dinasti Ming.

Adityawarman telah lama dikenal di Cina. Dinasti Ming lebih memparcayai Adityawarman dari lainnya yang datang dari Jawa. Dinasti Ming memberikan jawaban bahwa Dinasti Ming mengakui Adityawarman sebagai sahabat dan akan hadir pada waktu pelantikan Parameswara. Surat pengakuan kerajaan Minangkabau akan dibawa utusan di waktu menghadiri acara pelantikan.

Mendengar dua berita itu Hayam Wuruk, berpikir lebih mendalam, bagaimana mengatasi dua kejadian yang sangat merugikan Majapahit tersebut. Hayam Wuruk memanggil Mahapatih Gajah Enggon dan Nala Dewa, meminta pertimbangan dan ikut memikirkan untuk mengatasi persoalan.

Saran Gajah Enggon dan Nala, Wirabumi diberi wilayah yang lebih besar, disuruh membenahi wilayah tersebut. Nala atau Gajah Enggon ataupun Senoaji tidak yakin Aditya betul-betul mau berpisah dengan Majapahit.

Sebelum pelantikan Prameswara menjadi raja Palembang dikirim Gajah Enggong dan Nala Dewa mengadakan perundingan dengan Aditya, menetapkan dia berkuasa penuh di Sumatra bagian tengah. Wilayah di luar itu menjadi wilayah Majapahit di bawah pengawasan Aditya.

Persiapan Pewaris

Hayam Wuruk, saat melakukan perburuan di hutan Willis, dia memanggil anaknya; Wirabhumi. Hayam Wuruk menyampaikan perluasan wilayahnya dengan memasukkan Madura sehingga jadi wilayah terbesar di bawah Wirabhumi.

“Sebaiknya ananda langsung berangkat ke Madura membenahi wilayah tersebut, agar ananda  dapat menjadi raja yang dihormati dan disegani rakyat,” perintah Hayam Wuruk.

Semenjak itu Wirabumi terbenam membenahi Madura. Dia tidak sempat lagi berkompromi dengan Wijaya Rajasa ataupun  Mataun.

Penulis: Asbir Dt. Rajo Mangkuto
Editor: Asraferi Sabri

redaksi bakaba

Share
Published by
redaksi bakaba
Tags: AdityawarmamAdityawarmanAdityawarman dan PagaruyungAdityawarman Maharaja Diraja Minangkabauberdirinya Kerajaan MinangkabauDinasti MingDinasti Ming dan Nusantaradiplomasi antara Majapahit dan Minangkabauekspansi wilayah MajapahitGajah EnggonGajah Enggon dan Nala DewaHayam WurukHayam Wuruk dan Majapahithubungan Jawa dan Sumatrahubungan Minangkabau dan Dinasti Mingkebijakan Nala Dewa untuk MajapahitKedaton Wetankedudukan Majapahit Kedaton Kulon dan Kedaton Wetankeputusan Hayam Wuruk untuk memperluas wilayah Majapahitkerajaan MinangkabauKerajaan Minangkabau di bawah AdityawarmanKerajaan Minangkabau Dinasti Mingkerajaan NusantaraKerajaan Sumatrakonflik internal Majapahit setelah mangkatnya Tribuana Tungga Dewikonflik Majapahit dan MinangkabauMaduraMaharaja DirajaMajapahitMajapahit Kedaton KulonMajapahit Kedaton WetanNala DewaPagaruyungpelantikan Parameswarapengakuan Dinasti Ming terhadap Minangkabaupengaruh Adityawarman terhadap kerajaan Nusantarapengaruh Palembang di bawah Minangkabauperan Hayam Wuruk dalam Kerajaan Majapahitperan Prameswara dalam kerajaan Palembangperan Wirabhumi dalam memperluas wilayah Majapahitperburuan Hayam Wuruk di hutan Willisperistiwa Perkawinan Agung 1372 Mperluasan wilayah Majapahit di Maduraperpecahan Majapahitperundingan Majapahit dan MinangkabauPrameswarasejarah Gajah Enggon sebagai Mahapatih Majapahitsejarah Hayam Wuruk dan Gajah Madasejarah Melayusejarah minangkabausejarah Nusantara abad ke-14Tribuana Tungga Dewiupaya Adityawarman untuk memperkuat Kerajaan Minangkabauupeti tahunanupeti tahunan Majapahit ke daerah bawahanWijayarajasawilayah Sumatra di bawah kekuasaan AdityawarmanWirabhumiWirabumi di Madura

Recent Posts

KPK Tetapkan 5 Tersangka Korupsi LPEI Rp900 Miliar

KPK menyebut direksi LPEI menerima “uang zakat” sebesar 2,5% hingga 5% dari total kredit yang…

8 bulan ago

Erick Thohir Bahas Korupsi Pertamina dengan Jaksa Agung

“Kami hormati proses hukum, seperti dulu kami bersama Kejaksaan selamatkan Garuda agar tetap terbang,” ujar…

8 bulan ago

DKPP Pecat Empat Komisioner KPU Banjarbaru, Kalsel Ambil Alih PSU

“Kewenangan ini ada di tangan KPU RI. Untuk sementara, kami ambil alih sesuai PKPU Nomor…

8 bulan ago

Pertemuan Trump-Zelensky Berubah Tegang, Picu Kemarahan Trump

Senator AS Lindsey Graham, yang menyebut pertemuan itu sebagai “bencana mutlak dan total.”

8 bulan ago

Deddy Sitorus Tuntut KPU Daerah Dipecat Gegara PSU

"Kalau kita punya budaya malu, kita semua harus mundur," tegasnya.

8 bulan ago

Kejati Jakarta Ungkap Penyelewengan Rp 11,5 Miliar oleh Jaksa AZ

"Penyidik juga sedang menelusuri kemungkinan keterlibatan oknum jaksa lain yang menerima aliran dana dari AZ,"…

8 bulan ago